BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah satu faktor yang menyebabkan
rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi masalah besar bagi bangsa Indonesia adalah
pembuangan sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk khusus dan
dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan tanpa di apa-apakan
lagi. Hal tersebut tentunya sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitar
dimana lingkungan menjadi kotor dan sampah yang membusuk akan menjadi bibit
penyakit di kemudian hari.
Walaupun
terbukti sampah itu dapat merugikan bila tidak dikelola dengan baik, tetapi ada
sisi manfaatnya. Hal ini karena selain dapat mendatangkan bencana bagi
masyarakat, sampah juga dapat diubah menjadi barang yang bermanfaat.
Kemanfaatan sampah ini tidak terlepas dari penggunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam menanganinya dan juga kesadaran dari masyarakat untuk
mengelolanya.
1.2
Rumusan masalah
Rumusan masalah
dari makalah ini adalah :
1. Pengertian
pencemaran sampah yang termasuk pencemaran ?
2. Apa saja
jenis-jenis sampah ?
3. Bagaimanakah
pengaruh sampah terhadap lingkungan hidup ?
4. Upaya-upaya
pengelolaan sampah ?
1.3
Tujuan penulisan
Di harapkan
para pembaca dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga
kelestarian lingkungan hidup terutama yang mencakup pengelolaan sampah dan pembaca
diharapkan dapat menerapkanya dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Pencemaran
Pencemaran adalah masuknya mahluk hidup, zat,
energi atau komponen lain ke dalam air atau udara, baik yang disengaja maupun yang tida
disengaja. Pencemaran juga dapat dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air
atau udara oleh
kegiatan manusia dan
proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Pencemaran terhadap lingkungan
dapat terjadi dimana saja dengan laju yang sangat cepat, dan beban pencemaran
yang semakin berat akibat limbah industri dari berbagai bahan kimia
termasuk logam berat.
Zat
atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran di sebut polutan, yang salah
satu contohnya adalah sampah. Sampah merupakan material sisa
yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia
menurut derajat keterpakaiannya, dalam proses-proses alam
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang
dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung. Akan tetapi
karena dalam kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan
maka sampah dapat dibagi menurut jenis-jenisnya.
Pencemaran
dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia ataupun disebabkan oleh alam
(misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu lingkungan biasanya membahas
pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia, yang dapat dicegah dan
dikendalikan.
Karena
kegiatan manusia, pencemaran lingkungan pasti terjadi. Pencemaran lingkungan
tersebut tidak dapat dihindari, namun yang dapat kita lakukan adalah mengurangi
pencemaran, mengendalikan pencemaran, dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian
masyarakat terhadap lingkungannya agar tidak mencemari lingkungan.
2.2 Jenis-jenis sampah
1. Berdasarkan Sifatnya
Berdasarkan sifatnya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
A.
Sampah organik - dapat diurai (degradable)
Sampah organik yaitu sampah yang
mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya.
Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos
B.
Sampah anorganik - tidak terurai (undegradable)
Sampah
anorganik yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti plastik wadah
pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan gelas minuman, kaleng,
kayu, dan sebagainya.
2. Berdasarkan Sumbernya
Menurut sumbernya sampah dapat digolongkan sebagai berikut :
1.
Sampah alam
2.
Sampah manusia
3. Sampah
konsumsi
3. Berdasarkan Bentuknya
Sampah
adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang.
Menurut bentuknya sampah dapat dibagi menjadi :
A. Sampah Padat
Sampah padat adalah segala
bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat berupa
sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan
lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan
sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang
mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas,
potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting,
rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam
(biodegradability), maka sampah dapat dibagi lagi menjadi:
1. Biodegradable: yaitu
sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau
anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan
perkebunan.
2. Non-biodegradable:
yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi
menjadi:
a)
Recyclable:
sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara
ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
b)
Non-recyclable:
sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah
kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
B. Sampah Cair
Sampah cair
adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
dibuang ke tempat pembuangan sampah.
1.
Sampah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet
dan industri. Sampah ini mengandung
patogen yang berbahaya.
2.
Sampah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar
mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Dalam
kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri
(dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan
menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip
dengan jumlah konsumsi. Untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik
tidak membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
C. Sampah alam
Sampah yang
diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya
daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
D. Sampah manusia
Sampah
manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan
terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi
kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit. Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir, terutama gas,
sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi.
E. Limbah radioaktif
Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan
juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak
berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya
bekas tambang
garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
2.3 Pengaruh sampah terhadap lingkungan
hidup
Sampah-sampah
yang tidak dikelola dengan baik akan berpengaruh besar terhadap lingkungan
hidup yang berada disekitarnya, dimana sampah akan menimbulkan beberapa dampak negatif dan bencana
seperti :
1. Dampak
Terhadap Kesehatan
Lokasi
dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak
terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik
bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan
penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai
berikut:
- Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.
- Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
- Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaaan binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
- Sampah beracun:
Telah dilaporkan bahwa di Jepang
kira-kira 40.000 orang meninggal akibat mengkonsumsi ikan yang telah
terkontaminasi oleh raksa (Hg). Raksa ini berasal dari sampah yang dibuang ke
laut oleh pabrik yang memproduksi baterai dan akumulator.
2. Rusaknya
Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas
ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak.
3. Terjadinya Banjir
Banjir merupakan peristiwa terbenamnya
daratan (yang biasanya kering) karena volume air yang meningkat. Banjir dapat
terjadi karena peluapan air yang berlebihan di suatu tempat akibat akibat hujan
besar dan peluapan air sungai. Sampah yang dibuang ke dalam got/saluran air yang menyebabakan manpat
adalah faktor utama yang belum disentuh, berton-ton sampah masuk aliran sungai
dan memampatkan aliran dan menyebabkan polusi sampah di muara pantai,sungai dan
danau.
Banjir dan sampah, keduanya dipandang oleh sebagian golongan sangat berhubungan dengan sebab-akibat.
Dimana sampah mengakibatkan banjir dan banjir mengakibatkan sampah. bukan
semata masalah perilaku, namun lebih dalam dari itu adalah masalah
kesejahteraan.
Sampah
sungai berasal dari sampah rumah tangga dari warga yang bertempat tinggal
dipinggiran sungai, mereka tidak mempunyai tempat pembuangan sampah resmi yang
dikoordinir lingkungannya. Ini berkaitan juga dengan kebiasaan warga/penduduk
yang tidak mempunyai kesadaran artinya polusi, tenggang rasa serta kebiasaan
mau enaknya sendiri. Ini berkaitan budaya masyarakat yang kurang pembinaan
tentang artinya kebersihan lingkungan dan cara mengatasi.
4. Dampak
Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
Dampak dyang apat ditimbulkan sampah terhadap keadaan sosial ekonomi adalah :
Dampak dyang apat ditimbulkan sampah terhadap keadaan sosial ekonomi adalah :
1. Pengelolaan sampah yang kurang baik
akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat: bau yang
tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.
2. Memberikan dampak negatif terhadap
kepariwisataan.
3. Pengelolaan
sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.
Hal penting di sini adalah meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk
mengobati orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk kerja,
rendahnya produktivitas).
4. Pembuangan
sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak
bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
5.Infrastruktur lain dapat juga
dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak memadai, seperti tingginya biaya
yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang
atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini
mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
2.4 Upaya-upaya dalam pengelolaan sampah
Pengelolaan sampah
adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini
biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan
biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan
atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya
alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau
radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek
pengelolaan sampah berbeda beda satu Negara ke Negara yang lain (sesuai budaya
yang berkembang) , dan hal ini berbeda juga antara daerah perkotaan dengan
daerah pedesaan , serta rberbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah
industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di
area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan
untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh
perusahaan pengolah sampah.
Pengelolaan
sampah memiliki tujuan untuk mengubah sampah menjadi material yang
memiliki nilai ekonomis dan juga untuk mengolah sampah agar menjadi material yang
tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Metode pengelolaan sampah berbeda
beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat sampah , tanah yg digunakan
untuk mengolah, dan ketersediaan area.
Upaya-upaya dalam pengelolaan
sampah, dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa metode atau cara sebagai berikut :
1.
Melakuakan
Metode Pembuangan dan Penimbunan
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk
membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg
tidak terpakai, lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah
lahan penimbunan darat yg dirancang dan dikelola dengan baik akan menjadi
tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yg
tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai
masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya
genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon
dioksida yang juga sangat berbahaya.Karakteristik desain dari penimbunan darat
yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan
tanah liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah
kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya
tikus). Banyak penimbunan sampah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang
dipasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan
keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pembakar atau dibakar di
mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik.
2.
Melakukan Metode
Daur-ulang
Proses
pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan
kembali disebut sebagai Daul-ulang. Ada beberapa cara daur ulang yaitu
pengampilan bahan sampah untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan
yang bisa dibakar untuk membangkitkan listrik. Metode baru dari Daur-Ulang
yaitu :
A. Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling
populer dari daur ulang, yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang
telah dibuang contohnya kaleng minum alumunium, kaleg baja makanan / minuman,
botol bekas, kertas karton, koran, majalah dan kardus . Pengumpulan biasanya
dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah / kendaraan
sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur. Jenis sampah plastik
lain yang dapat digunakan seperti (PVC, LDPE, PP,
dan PS)
juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer
atau mobil lebih susah, karena bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan
menurut jenis bahannya.
B. Pengolahan
kembali secara biologis
Material
sampah (organik), seperti zat makanan, sisa makanan / kertas, bisa diolah
dengan menggunakan proses biologis untuk kompos atau dikenal dengan istilah
pengkomposan. Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas
yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
Metode ini menggunakan sistem dasar pendegradasian ba han-bahan
organik secara terkontrol menjadi pupuk dengan memanfaatkan aktivitas
mikroorganisme. Aktivitas mikroorganisme bisa dioptimalisasi pertumbuhannya
dengan pengkondisian sampah dalam keadaan basah (nitrogen), suhu dan kelembaban
udara (tidak terlalu basah dan atau kering), dan aerasi yang baik (kandungan
oksigen). Secara umum, metode ini bagus karena menghasilkan pupuk organik yang
ekologis (pembenah lahan) dan tidak merusak lingkungan. Serta sangat
memungknkan melibatkan langsung masyarakat sebagai pengelola (basis komunal)
dengan pola manajemen sentralisasi desentralisasi (se-Desentralisasi) atau
metode Inti (Pemerintah/Swasta)-Plasma (kelompok usaha di masyarakat). Hal ini
pula akan berdampak pasti terhadap penanggulangan pengangguran. Metode ini yang
perlu mendapat perhatian serius/penuh oleh pemerintah daerah (kab/kota)
Proses
pembuatan kompos adalah dengan menggunakan aktivator EM-4, yaitu proses
pengkomposan dengan menggunakan bahan tambahan berupa mikroorganisme dalam
media cair yang berfungsi untuk mempercepat pengkomposan dan memperkaya mikroba.
Bahan-bahan yang digunakan adalah : Bahan Baku Utama berupa sampah organik,
Kotoran Ternak, EM4, Molase dan Air. Sedangkan peralatan yang digunakan adalah
: Sekop, Cakar, Gembor, Keranjang, Termometer, Alat pencacah, Mesin giling
kompos dan Ayakan.
Contoh
dari pengolahan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program
(program tong hijau) di toronto, kanada dimana sampah organik rumah tangga
seperti sampah dapur dn potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di
komposkan.
C. Pemulihan energi
Kandungan
energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya
menjadi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara “perlakuan panas”
bervariasi mulai dari menggunakannya sebagai bahan bakar memasak atau
memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan borlaer untuk menghasilkan
uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan Gusifikasi adalah dua
bentuk perlakuan panas yang berhubungan, dimana sampah dipanaskan pada suhu
tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah
tertutup pada tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah
menjadi produk berzat padat, gas dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar
untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa
selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi
busure plasma yang canggih digunakan untuk mengonversi material organik
langsung menjadi gas sintetis (campuran antara karbon monoksida dan hidrogen).
Gas kemudian dibakar untuk menghasilkan listrik dan uap.
3.
Melakukan Metode
Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah
metode yang penting pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah bentuk,
atau dikenal juga dengan “Penguangan sampah” metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai, memperbaiki barang yang rusak, mendesain
produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali, mengajak konsumen
untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai, mendesain produk yang
menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1.
Pencemaran
adalah masuknya mahluk
hidup, zat,
energi
atau komponen lain ke dalam air atau udara yang disengaja maupun yang tidak
disengaja. Pencemaran juga bisa dikatakan berubahnya tatanan (komposisi) air
atau udara oleh
kegiatan manusia dan
proses alam, sehingga kualitas air/ udara menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.
3.
Jenis-jenis sampah secara umum terbagi menjadi
2, yaitu sampah organic dan anorganik
4.
Sampah menimbulkan beberapa masalah terhadap lingkungan
hidup dimana sampah menyebabkan kerusakan lingkungan, munculnya penyakit,
terjadinya banjir, sampai kerugian ekonomi.
5.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
dampak negatif dari sampah ialah dengan mendaur ulang sampah, melak.ukan
penimbunan sampah, dan tentunya kesadaran dari masing-masing individu
3.2 Saran
Di harapkan kepada para mahasiswa dan pembaca makalah
ini khususnya program studi biologi untuk lebih mendalami ilmu tentang upaya-upaya
pengelolaan sampah untuk kelestarian lingkungan hidup. Karena pencemaran oleh
sampah sudah sangat mengkhawatirkan dimana lingkungan yang kita huni ini sudah
tercemar oleh berbagai jenis sampah, baik yang berbahaya maupun tidak, baik
yang dapat dimanfaatkan maupun tidak.
Untuk para mahasiswa yang ingin mengetahui lebih
dalam/banyak tentang makalah ini, di sarankan untuk mencari buku yang lebih
khusus di perpustakaan atau website yang relevan dan terpercaya di internet.
DAFTAR PUSTAKA
Agung Suprihatin, S. Pd; Ir. Dwi Prihanto; Dr. Michel
Gelbert. 1996. Pengelolaan Sampah. Malang : PPPGT / VEDC Malang.
Anonim 2012.A. https://www.google.co.id.
Diakses tanggal 25 November 2012
Anonim 2012.B. http://id.wikipedia.org/wiki/Pengelolaan_sampah.
Diakses tanggal 25 November 2012
Anonim 2012.C. http://carapedia.com/pengertian_definisi_sampah.
Diakses tanggal 25 November 2012.
Anonim 2012.D. http://soerya.surabaya.go.id.
Diakses tanggal 25 November 2012
Anonim 2012.E. http://insanutamasdit.wordpress.com.
Diakses tanggal 25 November 2012
Apriadji, Wied Harry.1994. Memproses sampah. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Ary Nilandari. 2006. Aku Bisa Menghemat Listrik. Jakarta : Dian Rakyat.
Suhadi. 1995. Wiraswasta Sampah. Surabaya: Bina Ilmu.